BERITA – Kamis, 18 Agt 2011 08:08 WIB
Salah satu masalah kesehatan yang ada saat ini adalah beban ganda penyakit, yaitu pada satu sisi masih banyaknya penyakit infeksi yang harus ditangani dan di sisi lain adalah semakin meningkatnya juga angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular. Berdasarkan Riskesdas tahun 2007, angka kematian yang disebabkan oleh penyakit tidak menular meningkat dari 41,7% pada tahun 1995 menjadi 59,5% pada tahun 2007 dan diketahui bahwa stroke merupakan pembunuh terbesar di Indonesia diikuti oleh Tuberkulosis.
Program Pengendalian Penyakit Tidak Menular pada tahun 2011 masih difokuskan pada pengendalian Faktor Resiko Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah serta pengendalian Faktor Resiko Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Fokus program Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah adalah Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner. Deteksi dini faktor resiko menjadi penting untuk dilakukan sebagai upaya kohort dan terencana untuk mengendalikan kejadian Hipertensi, Stroke dan Penyakit Jantung Koroner. Dengan program pengendalian ini diharapkan angka prevalensi, angka kesakitan, angka kecacatan dan angka kematian yang diakibatkan oleh ketiga fokus penyakit di atas dapat ditekan seminimal mungkin. Program pengendalian faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini sangat bergantung pada peran serta masyarakat karena berkaitan erat dengan perubahan pola perilaku hidup bersih dan sehat termasuk diantaranya adalah olahraga teratur, pola diit, keseimbangan mental emosional serta kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol.
Secara program, deteksi dini faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah dilaksanakan dengan 3 (tiga) metode, yaitu deteksi aktif, deteksi pasif dan deteksi berbasis masyarakat. Kabupaten Bantul melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan deteksi dini aktif dan pasif pada tahun 2010 melalui Puskesmas Sewon I. Pada tahun 2011 telah ditunjuk satu tambahan puskesmas model yaitu Puskesmas Piyungan.
Untuk meluaskan cakupan kegiatan, maka diadakan deteksi dini secara aktif pada event khusus yaitu Bantul Expo 2011. Deteksi dini aktif pada event khusus Bantul Expo 2011 ini telah dilaksanakan pada Jumat – Selasa, 15 – 19 Juli 2011 pada pukul 10.00 – 14.00 WIB di Pasar Seni Gabusan dengan melibatkan tim deteksi yang telah dilatih dari Puskesmas Piyungan, Puskesmas Imogiri I, Puskesmas Sewon I, Puskesmas Srandakan dan Puskesmas Sanden dengan kualifikasi petugas adalah dokter, perawat atau bidan, analis laboratorium dan petugas gizi atau promosi kesehatan. Sasaran program ini adalah semua warga pengunjung booth stand Dinas Kesehatan di Bantul Expo 2011 yang berusia ≥ 18 tahun.
Metode deteksi faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah sesuai acuan program nasional, yaitu wawancara riwayat penyakit pribadi maupun keluarga; pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan dan tinggi badan yang akan mengacu ke Indeks Massa Tubuh, pengukuran lingkar perut dan pengukuran tekanan darah; pemeriksaan laboratorium meliputi pengukuran profil lipid.
Pelaksanaan program deteksi dini aktif pada event khusus Bantul Expo 2011 ini mendapat sambutan sangat meriah dari pengunjung, terutama karena pemeriksaan profil lipid secara gratis. Sasaran responden yang didapat selama 5 (lima) hari pelaksanaan adalah 245 orang.
Diharapkan, dengan dukungan lintas sektoral dan pemerintah daerah, program deteksi dini faktor resiko penyakit jantung dan pembuluh darah ini dapat dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan, sehingga faktor resiko yang ada di masyarakat dapat dikendalikan untuk menekan prevalensi stroke, hipertensi dan penyakit jantung koroner.
Sumber: Seksi Pengendalian Penyakit
Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan
Copyright © Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul